Jumat, 23 Maret 2012

Spanyol memasuki indonesia - tugas Sejarah

Tahun 1521 Spanyol mulai masuk perairan Indonesia, mereka berdiam di pedalaman Minahasa, ke Amurang terus ke Pontak.
Setelah beberapa tahun mereka dapat melakukan kontak kembali dengan armada Spanyol yang telah kembali ke Pilipina.
Tahun 1522 Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara dan tahun 1560 Spanyol mendirikan pos di manado.

Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu Kepala Walak Lolong Lasuk menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa Portugis ke Minahasa.
Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud Spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongondow untul menduduki benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol dapat menduduki Minahasa.

Portugis dan Spanyol merupakan tumpuan kekuatan gereja katholik Roma memperluas wilayah yang dilakukan kesultanan Ottoman di Mediterania pada abad ke-XV.
Selain itu Portugis dan Spanyol juga tempat pengungsian pengusaha dan tenaga-tenaga terampil asal Konstantinopel ketika dikuasai kesultanan Ottoman dari Turki pada 1543.
Pemukiman tersebut menyertakan ahli pengetahuan ekonomi dan maritim di Eropa selatan. Sejak itupun Portugis dan Spanyol menjadi adikuasa di Eropa.

Ahli pengetahuan diperoleh dari pendatang asal Konstantinopel yang memungkinkan bagi kedua negeri Hispanik itu melakukan perluasan wilayah-wilayah baru diluar daratan Eropa dan Mediterania.
Mulanya perluasa wilayah antara kedua negeri terbagi dalam perjanjian Tordisalles itu, tahun 1492. Potugis kearah Timur dan Spanyol kearah Barat.

Dari kesepakatan Tordisalles itu , Portugis menelusuri dari pesisir pantai Afrika dan samudera Hindia. Sedangkan Spanyol menelusuri Samudra Atlantik, benua Amerika Selatan dan melayari samudera pacific.

Untuk mencegah persaingan di perairan Laut Sulawesi dan Maluku Utara, kedua belah pihak memperbarui jalur lintas melalui perjanjian Saragosa pada tahun 1529. Perjanjian tersebut membagi wilayah dengan melakukan batas garis tujuh belas derajat lintang timur di perairan Maluku utara.
Namun dalam perjanjian tersebut Spanyol merasa dirugikan karena tidak meraih lintas niaga dengan gugusan kepulauan penghasil rempah-rempah

Pada bulan Februari tahun itu lima kapal Spanyol dengan 370 awak kapal pimpinan Ruy Lopez de Villalobos menuju gugusan Pasific barat dari Mexico.
Tujuannya untuk melakukan perluasan wilayah dan sekaligus memperoleh konsesi perdagangan rempah-rempah di Maluku utara. Dari pelayaran ini Villalobos mendarat di gugusan kepulauan Utara disebut Filipina. Sekalipun Filipina tidak menghasilkan rempah-rempah, tetapi kedatangan Spanyol kepulauan tersebut menimbulkan protes keras dari Portugis, karena kepulauan itu berada di bagian Barat, dilingkungan wilayahnya.

Spanyol tetap menghendaki konsesi niaga rempah-rempah Maluku-Utara yang juga ingin didominasi Portugis. Tetapi Spanyol terdesak oleh Portugis hingga harus mundur ke Filipina. Akibatnya Spanyol kehilangan pengaruh di Sulawesi Utara yang sebelumnya menjadi kantong ekonomi dan menjalin hubungan dengan masyarakat Minahasa.

Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan orang-orang Minahasa, terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama pada waktu itu.
Perang terbuka terjadi pada tahun 1644-1646. Akhir dari peperangan itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga berhasil diusir oleh para waranei (kesatria-kesatria Minahasa).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar