Selasa, 04 Desember 2012

Rumit..

Tanpa terasa nyatanya kita bener-benar tidak bersama lagi,
Malam ini aku hanya mengingat masa lalu kita
Dimana senyuman selalu melekat di bibir kita  setiap harinya
Aku tidak tahu siapa yang salah…
“Hai..” sapamu dengan lembut ketika memasuki kelasku, aku hanya tersipu malu membalas sapaanmu itu. Yah disitulah aku mulai mencintaimu.. mencintaimu dengan setulus hatiku, sangat tulus.
Enam bulan lamanya masa pendekatan kami dan di tanggal 20 Juni 2011 kami resmi berpacaran, Veno  sangat romantis dan perhatian nya pun membuat ku semakin mencintainya.
“Surprise !!! happy birthday sayaaang” ucapnya dengan tulus sambil memberikan hadiah berupa boneka tokoh komik jepang, aku sangat menyukai salah satu tokoh yang ada di komik jepang yang bersandang sebagai detektif terkenal, oleh karena itu dia memberikan hadiah ini di hari ulang tahunku, tak bisa ku pungkiri aku sangat bahagia.
“waaaah senang sekali mendapat hadiah darimu, I love you” balasku, aku tersenyum malu untuk menatapnya, ya itu karna aku mencintainya, bukankah kalian tahu bagaimana rasanya jatuh cinta? Itulah yang sedang aku rasakan, begitu menggelora hingga aku berangan-angan cinta ini akan tetap melekat sampai hari tua dan aku akan bersama mu selamanya.
Banyak sekali hari-hari indah yang kita lalui berdua, semua kita lakukan bersama, kita saling mendukung dan saling menyemangati, kita saling mendoakan !
MERASA BODOH
1 tahun 2 bulan aku berpacaran dengan nya..
Orang tua ku berwatak keras, aku tidak boleh berpacaran di umur semuda ini kelas XII SMA, aku harus giat belajar katanya, setiap hari aku di interogasi karena semakin hari kedekatan kami semakin terlihat oleh mereka, entah darimana mereka tahu hubungan kami yang jelas aku tidak suka ketika mereka menyuruhku untuk memutuskan Veno, pacarku.
“Salsabila ! ” di sore hari sepulang sekolah mama memanggilku dengan nada emosi, tidak lantang namun cukup membuatku takut. “iya maaah..” jawabku sembari menghampirinya. “kamu belum memutuskan veno kan?!” “aku tidak berpacaran dengannya mah” “jangan bohong, nanti Tuhan murka, jawablah dengan jujur” “aku sedang berkata jujur mah” hati tak pernah menipu, ya aku berbohong. Hampir setiap hari mama menanyakan hal itu, hampir setiap hari pula aku berbohong padanya.
Hingga suatu hari aku merasa lelah berbohong, aku takut dosa, aku merasa dosaku terlalu banyak. Aku sangat merasa berdosa pada mama ku. Aku takut doa kebaikan untukku yang dipanjatkan olehnya tidak di dengar Tuhan. Aku pun berpikir untuk memutuskan Veno dengan sangat berat hati.
13 Oktober 2012,  jam istirahat  pertama di sekolah aku selalu bersama Veno, “Ven kamu tahu ga ? kemaren Roni di dandanin ala banci sama temen-temenku hahaha lucu banget deh dia, mau lihat fotonya ga?” kataku sambil memperlihat kan foto roni yang sedang bergaya ala banci itu. Veno pun tertawa terbahak-bahak “hahaha gokil banget nih haha kamu dapet darimana? Dia lebih cocok kaya gini ya kayaknya hahaha” “iya yang, tuh kamu tau hahaha” kami bersenda gurau dengan asyiknya. Lalu tiba-tiba aku berkata padanya “eh iya Ven gimana kalo kita sahabatan aja? Atau kita temenan? Kayaknya lebih asik deh”  veno terperanjat mendengar kata-kata yang dikeluarkan dari mulutku beberapa detik lalu, iya terdiam, perlahan mencoba memahami apa yang aku katakan. Sepertinya ia tidak percaya aku berkata begitu, hingga akhirnya dia mengulangi pertanyaanku dengan jelas “maksud kamu kita putus?” katanya dengan wajah menerka-nerka jawabanku, “ya.. gitu deh” ku jawab dengan santai menutupi rasa sedih dan pilu di hatiku bahwa aku berat mengatakan ini, “terserah kamu deh, aku ga ngerti apa mau kamu” jawabnya pasrah dan kembali ke tempat duduknya, ya dia meninggalkanku sendirian di kursi tempat aku belajar disekolah. Wajahnya tak secerah biasanya, sangat muram. Aku berniat ingin menjelaskan yang sebenarnya terjadi antara aku dengan mama namun aku mengurungkan niat itu karna aku pikir dia akan memohon untuk tidak putus denganku.
Aku tidak mau berbohong pada mama, aku sangat menginginkan ridho nya dalam setiap waktu yang ku jalani, karena aku percaya doa mama sangat mustajab dan ridho mama adalah ridho-Nya Tuhan. Aku tidak mau berbohong lagi pada mama !
Setelah kejadian ini aku mencoba bersikap dingin pada veno walaupun sebenarnya tidak bisa, tapi terus ku coba demi restu mama, aku sangat menyayangi kedua orang tua ku. Tapi di sisi lain aku sangat mencintai Veno, sangat mencintainya. Mama pernah bilang padaku “salsa sayang… mama melarangmu pacaran bukan karena ingin menghancurkan kebahagiaanmu, pacaran itu ada waktunya yaitu setelah menikah nanti, bukan sekarang, sekarang adalah waktu kamu untuk meraih cita-cita gemilang, berkreasi dan berprestasi” kata-kata mama yang demikian selalu terngiang-ngiang di telingaku.
Veno, semakin hari kau menjauh dari ku dan kabarnya kau sudah berpacaran dengan adik kelas :’) padahal veno pernah bilang bahwa dia akan menungguku sampai cita-citaku tercapai dan nanti kami akan saling memiliki lagi, seutuhnya. Aku sangat percaya padamu, aku tidak pernah berpikir negative tentangmu.
Tapi Tuhanku sangat baik, dengan caraNya dia membuka semua yang Veno rahasiakan, kau ingkar janji Veno ! kau berpacaran dengan adik kelas, kau memperlakukannya seperti kau memperlakukan aku  ketika kami pacaran. Kau tega veno ! kau menghancurkan kepercayaanku padamu, kenapa kau tidak jujur padaku saja, kalau kau tidak bisa menepati janjimu itu, tahukah kau bahwa pacarmu itu memasang display picture bbm dengan screen foto sms kalian yang sangat mesra. Sakit venoooo… aku selalu menjaga kisah ini, menjaga cinta ini hanya untukmu, namun balasanmu seperti ini.
Aku tidak menyangka kau sampai melakukan ini, padahal setelah putuspun aku selalu bersikap baik padamu. Aku pun selalu berusaha menunjukkan bahwa aku masih sangat mencintaimu walau kita tidak berstatus pacaran lagi, walau aku jarang mengucapkan kata sayang dan cinta lagi untukmu tapi aku selalu membuktikan rasa sayangku dengan apa yang telah aku lakukan padamu selama ini, aku selalu membantumu Veno walaupun sikapku dingin terhadapmu.
Aku luka… aku tak tahu harus berbuat apa, aku selalu berdoa semoga kesedihan ku ini tak berkunjung lama karna ini sangat menyiksa. Aku rapuh melihatmu bersamanya, aku tak kuasa menahan air mataku saat mereka membicarakan tentang kau dan dia. Perih veno…
Aku tidak tahu siapa yang salah, mungkin sikapku yang salah karena aku pikir kau akan tetap menungguku walau status kita hanya berteman.
Terima kasih veno atas bahagia dan luka yang kau berikan, aku tau kau pernah kecewa padaku saat aku bilang “putus” padamu. Tapi luka yang ku rasakan ini jauh lebih sakit dari yang kau rasakan waktu itu.
Aku tidak bisa menunggumu karena menunggumu bersamanya adalah menyakitkan… menyakitkan sekali.
Aku bukan wanita yang rasa sayang dan cinta nya ingin terbagi, aku bersifat pencemburu.
TERIMA KASIH
2 bulan tanpanya nilai pelajaran di sekolahku lebih baik dari biasanya, mama sangat menyayangi ku, aku di dukung penuh untuk terus melakukan hal terbaik. Aku sayang mama. Aku sayang papa. Berkat dukungan dan doa kalian aku bisa lebih berkarya. Especialy Thanks God, all praise for You…
Dari sini aku belajar bahwa sepahit-pahitnya kehidupan, kejujuran adalah hal yang paling utama. 

cerpen, 
di kamar 00.00
12 November 2012